Saya ingin mengajak anda untuk membicarakan tentang keajaiban dari sikap kedermawanan, suka memberi atau Infaq. Infaq adalah salah satu ajaran pokok -dan haq- dalam Islam, yang sangat banyak manfaat dan berkahnya. Tetapi saya ingin menqupas lebih pada kaitan antara Infaq dan manfaatnya dalam menggenjot pertumbuhan pemasaran bagi bisnis kita. Dalam konteks thema ini kami menyebutnya sebagai Social Media Marketing Plus Infaq.
Sebelum kita melangkah untuk memulai atau mengembangkan lebih lanjut bagi pemasaran bisnis kita, entah apapun produk yang kita miliki, dan dimanapun kita ingin memasarkannya, saya ingin mengungkapkan fakta bahwa telah terjadi perubahan besar pada cara pandang orang terhadap tradisi pemasaran modern di dunia sekarang ini, terutama setelah berkembangnya teknologi internet, dan lebih khusus lagi setelah munculnya media-media komunitas sosial (Social Media) di dalamnya.
Kenapa dengan Social Media?
1) Social Media- adalah satu tempat atau wahana, dimana orang-orang berkumpul, bisa berasal dari dari satu komunitas tertentu, beberapa kelompok orang dari berbagai wilayah, bahkan jutaan orang dari berbagai penjuru dunia. Dan di saat sejumlah orang berkumpul dalam satu tempat, misalnya di Pekan Raya Jakarta, apa yang akan terjadi jika kemudian kita membagikan produk secara gratis, misalnya beberapa paket ayam goreng Qriuuuk Fried Chicken (QFC). Maukah anda menerimanya? Saya rasa anda
tidak akan menolaknya.
Dan social media di Internet- adalah satu platform dimana semua orang berkumpul, berhubungan dan berkomunikasi, tempat jutaan orang berdiskusi tentang segala hal, mulai dari hobi, destinasi wisata, kuliner makanan, fashion maupun hal apapun lainnya. Ada beberapa komunitas sosial media saat ini, tapi yang sekarang sedang menonjol adalah berbagai blogs, Facebook, Twitter, LinkedIn, situs baru Genoom, dan satu lagi yang sedang dikembangkan oleh raksasa Internet Google, yaitu Buzz. Sebagai contoh,
Facebook sendiri saat ini terus berkembang dengan percepatan sekitar 600,000 pengguna baru setiap harinya.
2) Social Media Marketing- benar-benar telah terwujud menjadi satu metode pemasaran dengan kekuatan yang luar biasa. Disana semua orang berbicara tentang anda, produk anda, pelayanan anda dan perusahaan anda pada situs-situs sosial media semacam Facebook. Komunitas sosial media benar-benar menjadi tempat pembibitan bagi interaksi pemasaran yang saling menguatkan dan semakin intens. Satu diantara pilihan yang anda miliki adalah ikutlah menjadi bagian dalam topik pembicaraan yang sedang hangat ini atau tidak.
3) Dengan demikian, bentuk jalur hubungan konsumen dengan produsen atau pemasar, bentangannya menjadi lebih pendek, dan kepercayaan pada periklanan atau advertising tradisional, semakin lama semakin terkikis. Coba kita lihat ini,. Kita tentu lebih percaya pada saran teman-teman ngobrol kita tentang suatu produk, daripada percaya pada orang-orang berpenampilan manis yang menyampaikan pada kita di televisi. Ketika memasarkan bisnis anda, Anda dapat juga menggunakan pertemanan semacam itu, atau anda dapat juga menggunakan pembawa pesan suara dan gambar di tv yang semakin diabaikan. Senyampang kita bisa bekerja dengan setiap klien dalam situasi-situasi relasi yang khusus, unik, kita juga dapat menawarkan beberapa set paket sosial media marketing tertentu, sesuai dengan kebutuhan atau permintaan klien.
4) Satu hal yang paling urgen adalah, periklanan tradisional melalui televisi dan koran/majalah saat ini sudah sedemikian mahal, sehingga selain tingkat kepercayaan klien yang sudah jauh menurun, kelemahan lain yang pasti adalah meningkatkan beban biaya pada produk yang akan kita jual, dan itu berarti juga menurunnya daya saing dan keuntungan bisnis kita. Dengan sosial media marketing, semua beban yang tidak perlu bisa dipangkas habis. Kunci suksesnya adalah, selain keunggulan dan keunikan produk, bagaimana kita memberikan kesempatan relasi-relasi kita untuk percaya, dan kemudian agar teman-teman komunitas sosial media kita juga antusias ikut memasarkannya? (atau secara otomatis menjadi pemasarnya dengan 'word of mouth' mereka, suatu testimoni sebagai hasil dari pembuktian positif mereka)?
Terdapat beberapa perbedaan konsep yang jelas antara Marketing Traditional dengan Social Media Marketing;
Pada model Pemasaran Tradisional- para Pemasar Tradisional selalu berusaha untuk mendominasi pasar secara massif dengan berbagai upaya advertising atau promosi yang gencar, dimana mereka selalu berusaha mendominasi para klien dengan informasi sepihak, baik dibutuhkan ataupun tidak. Mereka Selalu meneriakkan tentang keunggulan produk mereka, dengan harapan ini akan mempengaruhi calon konsumen. Mereka juga selalu berbicara tentang 'kami', keunggulan kami, produk kami, pelayanan kami dan lain-lain. Selalu menjejalkan info produk maupun pelayanan pada semua orang, dan berusaha mengendalikan seluruh pasar. Sisi pandang mereka memandang calon konsumen lebih sebagai 'leads', -ikutan.
Sedang pada Pemasaran Media Sosial- kita mengambil ceruk pasar tertentu dengan menciptakan komunitas media sosial di dalam pasar tersebut. Disitu kita mencoba mendengar apapun opini dari anggota komunitas yang merupakan calon konsumen kita, kemudian kita kenalkan produk kita dengan samar-samar/tidak memaksakan. Kita informasikan sebagai satu hal yang paling
sesuai, paling pas dan baik untuk 'kita', 'kita' dan 'kita'. Kita tarik minat orang-orang dengan suatu pesan atau cerita yang relevan. Dengan demikian pemasaran ini lebih menekankan 'Words of Mouth', dibanding dengan metode periklanan umum. dan kita menempatkan calon konsumen dalam pola hubungan yang bersifat kemitraan, sejajar, saling menguntungkan.
Social Media Marketing Plus Infaq
Selanjutnya, ada satu kekuatan yang lebih real dan 'sunnatullah' yang mampu mendorong pemasaran 'word of mouth', dan sifat bisnis kemitraan kita bisa berkembang lebih hebat dan lebih cepat lagi, yaitu dengan memasukkan konsep Islam yaitu Infaq ke dalam sistem marketing kita.
Infaq, sedekah, hadiah, saya lebih suka menggunakan istilah 'saling berbagi'. Saling berbagi ini tidak beroperasi sepihak atau terbatas pada memberikan sebagian harta, tapi bisa lebih luas, kita bisa saling berbagi ilmu, pengetahuan, akses pertemanan baik, termasuk berbagi testimoni dan positif word of mouth terhadap suatu yang menurut kita baik. (Jadi beda dengan menggunjing yaa..:-) . Beberapa perusahaan besar di era internet ini juga menerapkan konsep 'saling berbagi'. Lihat Google, menjadi raksasa bisnis, dimulai dengan pelayanan gratis yang diberikannya berupa kemudahan pada orang-orang yang ingin mencari situs-situs yang ada di internet. begitu juga Twitter, Facebook, Genoom, yang memberi fasilitas pada para pengguna untuk secara gratis memanfaatkan situs mereka untuk menjalin pertemanan dan bertukar informasi.
Case Study,
Baru-baru ini, di Twitter sempat dikabarkan bahwa kata 'Panasonic' dan 'Gobel' sempat 'trending' atau menjadi pembicaraan ramai (banyak di tweet/dikicaukan ulang) oleh para penggunanya. Apa sebabnya? Ternyata ini terjadi bukan karena perusahaan elektronik Panasonic mengiklankan diri secara masif lewat media periklanan umum. Tapi trending ini tercipta karena peran Panasonic yang menggunakan konsep 'saling berbagi' dengan menjadi donatur utama, pada ajang pemilihan artis berbakat pada satu saluran televisi swasta yang dinamai Panasonic Awards. Secara bisnis, trending ini -yang sebenarnya tercipta tanpa dirancang sebelumnya,- tentu
sangat mendongkrak citra dan pemasaran Panasonic atau Gobel itu sendiri.
Satu contoh lain yang lebih menarik dan berdampak luar biasa pada peningkatan pemasaran produk adalah apa yang dilakukan oleh sekelompok volunteer muda lulusan dari beberapa Perguruan Tinggi Indonesia dengan berbagai latar belakang akademis, yang membentuk Komunitas Pecinta Anak Yatim (PAY). Ketika mereka dengan ikhlas berbagi untuk anak-anak yatim binaan mereka, kemudian kisah perjuangan mereka dibisikkan ke teman-teman komunitas facebook mereka, maka secara spontan, -luar biasa- respon dari para koleganya, termasuk dari beberapa orang asing yang kemudian mendaftar sebagai donatur tetapnya.
The Power of Infaq Social Media.
Dan keberhasilan metode 'saling berbagi' ini tidak berhenti sampai disini saja. Salah satu donatur tetap PAY adalah QFC (Qriuuuk Fried Chicken) yang sebenarnya masih baru dalam dunia bisnis ayam goreng ini. Namun dengan menerapkan konsep 'saling berbagi', kemudian mendaftar sebagai donatur tetap PAY.
QFC memiliki motto yang sangat bagus; 'Nikmatnya Beramal', dan memajang logo PAY di karton packing ayam gorengnya. Jadi, pesan yang dibisikkan adalah, buat anda yang membeli QFC, selain masakan ayam gorengnya lezat, anda juga ikut berperan menyumbangkan amal buat anak yatim. Sungguh, indahnya kebersamaan...
Disisi lain, menurut Abdul Aziz, sarjana Ekonomi lulusan Undip yang merupakan salah seorang penggagas konsep ini, dengan metode pemasaran kemitraan ternyata effek positifnya luar biasa. PAY, yang melalui Facebook selalu mengupdate informasi tentang bantuan yang mereka terima, termasuk tentu saja yang secara rutin didapatkan dari QFC, akhirnya ikut
mempopulerkan nama QFC, yang berkahnya semakin banyak mendapatkan pelanggan tanpa harus beriklan! Inilah wujud simbisose mutualisma yang sebenarnya.
So, mulailah bisnis anda dengan konsep Social Media Marketing Plus Infaq.
Create Your Infaq Based Bussiness That NiceTuYu.
Salam.